Kafir Kristen pemuja Yesus menulis: Ada ribuan kesaksian tentang Kristen yang menjadi Muslim, dan Muslim yang menjadi Kristen. Tidak mengherankan! Selama dunia ada, hal tersebut akan terus terjadi. Orang sering bertanya, “Mengapa orang Muslim masuk Kristen? Bila Islam agama terbaik di dunia, mengapa sebagian orang Islam pindah ke agama lain?” Seorang ahli sosiologi mensurvei seribu Muslim dari berbagai negara yang pindah agama. Ia ingin menemukan mengapa mereka menjadi Kristen. Tiga penemuannya:
1. Dampak Penterjemahan Al-Quran
Muslim berpegang pada Al-Quran sebagai fondasi imannya. Mereka menghargai dan menghafalnya, walau sering tidak mengerti isinya. Raja Fahd di Saudi, sebelum meninggal tahun 2005, mensponsori penterjemahan Al-Quran ke dalam semua bahasa dunia. Alasannya, ini akan memajukan agama Islam. Yang terjadi justru sebaliknya.
Pertobatan Abdul dari Asia Selatan
Abdul berkata, “Kepindahan saya menjadi Kristen berawal saat saya membaca Al-Quran dalam bahasa ibu. Sebelumnya saya menghafal Al-Quran dalam bahasa Arab, walau tidak mengerti maknanya. Saat membacanya dalam bahasa ibu, saya mengerti bahwa Al-Quran tidak memuat jalan keselamatan. Tidak ada janji yang menjamin sorga!”
Ketika membaca Kitab Injil, Abdul menemukan jalan ke sorga. Akhirnya ia minta Isa Al-Masih menjadi Juru selamatnya. Nabi Isa berjanji, “Aku memberikan hidup kekal kepada mereka dan mereka tidak akan binasa sampai selama-lamanya . . . ” (Injil, Rasul Besar Yohanes 10:28-KSI).
Jawaban Saya: Kafir Kristen pemuja Yesus menyebutkan kisah pertobatan seorang bernama Abdul dari Asia Selatan. Yang menurut mereka, kepindahan Abdul menjadi seorang Kristen berawal ketika dia membaca terjemahan Al-Qur’an. Kemudian dari membaca terjemahan Al-Qur’an itu, si Abdul mengerti bahwa Al-Qur’an tidak memuat jalan keselamatan, tidak ada janji yang menjamin sorga.
Membaca kesaksian Abdul di atas, saya berani pastikan bahwa kesaksian seperti di atas tidak pernah benar-benar terjadi. Jika kesaksian tersebut memang pernah diceritakan oleh seseorang, maka kesaksiannya itu dapat dipastikan palsu. Dia mengarang kesaksian palsu demi sesuap nasi dari gereja. Atau bisa jadi kesaksian tersebut hanya karangan pemilik situs Kristen yang kafir. Untuk mengetahui palsunya kesaksian seperti di atas bukanlah masalah yang sulit. Coba anda perhatikan, Abdul yang membaca terjemahan Al-Qur’an tidak menemukan jalan keselamatan dan tidak menemukan janji yang menjamin surga. Padahal ada banyak ayat-ayat Al-Qur’an yang menjamin orang-orang beriman dan beramal shaleh akan memperoleh balasan berupa surga, salah satu ayat yang saya maksud;
Dan sampaikanlah berita gembira kepada mereka yang beriman dan berbuat baik, bahwa bagi mereka disediakan surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya. (Al Baqarah: 25)
Al-Qur’an juga memberikan jalan keselamatan yaitu Islam, karena Al-Qur’an menyatakan hanya Islam agama yang diterima oleh Allah SWT;
Barang siapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi. (Ali 'Imran: 85)
Oleh karena Al-Qur’an menjelaskan jalan keselamatan dan juga terdapat jaminan akan memperoleh surga bagi siapa saja yang beriman dan beramal shaleh. Maka kesaksian si Abdul yang menyebutkan tidak ada jalan keselamatan dan tidak ada janji yang menjamin sorga dalam Al-Qur’an adalah kesaksian palsu. Untuk menyesatkan orang, kafir Kristen pemuja Yesus sering kali berdusta dengan membuat kesaksian-kesaksian palsu. Dusta dalam agama Kristen tidaklah di anggap berdosa, kalau dusta tersebut dimaksudkan untuk membuat kebenaran Tuhan semakin melimpah (Roma 3:7). Pernah ada seorang pendeta yang bernama Ruth Ewin dari Gereja Yakin Hidup Sukses (YHS) Blitar yang mengaku cucu dari kyai Pesantren Tebu Ireng. Setelah tim klarifikasi dari Pesantren Tebu Ireng bertemu secara langsung dengan Ruth, wanita tersebut tidak dapat berkutik. Di hadapan Tim Klarifikasi Tebu Ireng dan Gereja YHS, pendeta itu mengakui dirinya telah berbohong. Sebenarnya, Ruth bukanlah keturunan Kyai Tebu Ireng.
Dan saya juga sangat yakin, kafir Kristen pemuja Yesus di situsnya tersebut, juga telah berbohong dengan mengatakan adanya survei yang dilakukan oleh seorang ahli sosiologi terhadap seribu Muslim dari berbagai negara untuk mengetahui alasan mereka murtad. Seorang Muslim murtad dari agamanya sudah pasti ada, tetapi hal tersebut tidak dapat dijadikan indikator bahwa ada yang salah dengan Islam. Karena bukan hanya muslim yang murtad, orang Kristen dan pemeluk agama-agama lainnya juga banyak yang murtad.
2. Kontradiksi dalam Kehidupan Nabi Islam
Kafir Kristen pemuja Yesus menulis: Umat Muslim sungguh menghormati Muhammad. Mereka yang dengan teliti mempelajari Al-Quran dan Hadith, sangat terkejut mengetahui kontradiksi dalam kehidupannya. Misalnya, kelihatan nabi memanfaatkan wahyu Allah untuk menguntungkan dirinya. Sebut saja pernikahannya dengan isteri anak angkatnya, Zaid bin Muhammad. Nabi Islam mendapat wahyu yang mengizinkannya menikahi Zainab walau sudah menjadi isteri Zaid. Mereka juga melihat bagaimana ia menambah kekayaan dari musuh-musuh yang dikalahkannya. Juga bagaimana Islam, pada permulaannya, menyebarkan agama dengan pemakaian pedang. Fakta-fakta ini mendorong mereka mengambil langkah menuju kepada Injil.
Jawaban Saya: Kafir Kristen pemuja Yesus mengatakan umat Islam yang mempelajari Al-Qur’an dan Hadits, sangat terkejut mengetahui kontradiksi dalam kehidupan Nabi Muhammad SAW. Saya katakan itu tidak benar. Tidak ada seorang Muslim yang mempelajari Al-Qur’an dan Hadits menjadi sangat terkejut karena menemukan sesuatu yang kontradiksi dalam kehidupan Nabi Muhammad SAW. Orang-orang Islam yang mempelajari Al-Qur’an dan Hadits, pasti akan mengetahui duduk masalah yang sebenarnya mengapa Nabi Muhammad SAW menikahi Zainab, masalah harta ghanimah dan perang dalam Islam. Ketiga hal tersebut tidak pernah dipermasalahkan oleh orang-orang Islam yang mempelajari Al-Qur’an dan Hadits. Yang mempermasalahkannya adalah orang-orang kafir yang tidak pernah mempelajari Al-Qur’an dan Hadits.
Pertama: Kafir Kristen pemuja Yesus menuduh Nabi Muhammad SAW memanfaatkan wahyu untuk menguntungkan dirinya agar dapat menikahi Zainab. Tuduhan tersebut sangat tidak benar, karena Nabi Muhammad SAW tidak memiliki keinginan untuk menikahi Zainab. Itulah sebabnya ketika Zaid mengeluhkan pernikahannya dengan Zainab, Rasulullah SAW justru menghimbau Zaid untuk tetap mempertahankan pernikahannya dengan Zainab. Sikap Nabi Muhammad SAW tersebut tidak mungkin muncul jika Nabi SAW memang mempunyai keinginan untuk mengambil istri anak angkatnya. Tuduhan kafir yang mengatakan Nabi Muhammad SAW menikahi Zainab walau sudah menjadi istri Zaid, juga tidak benar. Nabi Muhammad SAW menikahi Zainab, setelah Zainab bercerai dengan Zaid. Penisbatan nama Zaid kepada Nabi Muhammad SAW (Zaid bin Muhammad) yang dilakukan oleh kafir Kristen pemuja Yesus juga tidak benar. Zaid tidak dapat dinisbatkan kepada Nabi Muhammad SAW karena statusnya hanya anak angkat. Zaid dinisbatkan kepada ayah kandungnya Haritsah. Oleh karena itu Zaid di panggil dengan nama Zaid bin Haritsah, bukan Zaid bin Muhammad.
Tuduhan kafir Kristen pemuja Yesus tentang pernikahan Nabi Muhammad SAW dan Zainab sudah saya jawab di tempat lain, anda dapat membaca Isa Al-Masih, Bukan Muhammad, Hakim Dan Pembela Di Pengadilan Akhir.
Kedua: Kafir Kristen pemuja Yesus menuduh Nabi Muhammad SAW menumpuk-numpuk kekayaan dengan harta yang di peroleh dari orang-orang kafir melalui jalan peperangan (harta ghanimah). Walaupun Nabi Muhammad SAW memperoleh bagian dari seperlima harta ghanimah, namun kehidupan Nabi Muhammad SAW dan keluarganya tidak dapat disebut berkecukupan. Hal tersebut dapat dilihat dari fakta kehidupan keluarga Nabi Muhammad SAW yang tidak pernah kenyang dengan makanan selama tiga hari berturut-turut. Nabi Muhammad SAW bahkan harus mengganjal perutnya dengan batu karena sudah beberapa hari tidak ada makanan yang dapat di makan. Jadi tuduhan kalau Nabi Muhammad SAW menambah kekayaan dengan harta ghanimah adalah tuduhan yang sangat berlebihan.
Telah menceritakan kepada kami Yusuf bin Isa Telah menceritakan kepada kami Muhamamd bin Fudlail dari bapaknya dari Abu Hazim dari Abu Hurairah ia berkata; "Keluarga Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam tidak pernah kenyang dengan makanan selama tiga hari, hingga beliau wafat." (Shahih Bukhari: 4955)
Telah menceritakan kepada kami Khallad bin Yahya telah menceritakan kepada kami Abdul Wahid bin Aiman dari Ayahnya dia berkata, aku pernah menemui Jabir radliallahu 'anhu, "Ketika kami menggali parit pada peristiwa khandaq, sebongkah batu yang sangat keras menghalangi kami, lalu para sahabat menemui Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, mereka berkata, "Batu yang sangat keras ini telah menghalangi kami dalam menggali parit, lalu beliau bersabda: "Aku sendiri yang akan turun." Kemudian beliau berdiri (di dalam parit), sementara perut beliau tengah diganjal dengan batu (karena lapar). Semenjak tiga hari kami lalu tanpa ada makanan yang dapat kami rasakan, lalu Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mengambil kampak dan memukulkan pada batu tersebut hingga ia menjadi pecah berantakan atau hancur. (Shahih Bukhari: 3792)
Ketiga: Kafir pemuja Yesus menuduh Islam di awal penyebarannya dilakukan dengan pedang. Perintah perang dalam Islam dimaksudkan sebagai bentuk perlindungan atau pertahanan diri orang-orang beriman terhadap pelakuan dzalim orang-orang kafir. Allah SWT memerintahkan orang-orang beriman untuk memerangi orang-orang kafir bukan karena mereka tidak percaya kepada Nabi Muhammad SAW, bukan juga karena mereka tidak mau masuk Islam. Orang-orang beriman memerangi orang-orang kafir karena mereka selalu berbuat dzalim dan menebarkan fitnah di tengah-tengah kaum Muslimin. Jika orang-orang kafir tidak berbuat dzalim dengan memerangi orang-orang beriman atau mengusir orang-orang beriman dari negerinya, maka Allah SWT juga tidak melarang orang-orang beriman untuk berbuat baik kepada orang-orang kafir, sebagaimana firman Allah SWT, Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil (Al-Mumtahanah: 8). Jadi ayat-ayat perang dalam Al-Qur’an itu muncul sebagai tindak lanjut dari ancaman perang orang-orang kafir.
Orang-orang kafir jahiliyah bukanlah orang-orang cinta damai yang dapat bertoleransi dengan dakwah Nabi Muhammad SAW. Sikap intoleran orang-orang kafir jahiliyah terlihat sejak awal dakwah Nabi Muhammad SAW di Mekkah dan semakin memuncak ketika umat Islam mengalami kemajuan pesat setelah hijrah ke Madinah. Sikap intoleran orang-orang kafir jahiliyah itulah yang di kemudian hari memicu perang.
3. Kekerasan dalam Agama Islam
Kafir Kristen pemuja Yesus menulis: Antara seribu orang Islam yang diwawancarai, sebagian mengatakan kekerasan endemik dalam agamanya mendorong mereka meninggalkan Islam. Kekerasan dan perang yang mereka saksikan setiap hari dalam dunia Islam menyakinkan mereka bahwa agamanya bukan agama damai. Mangsa kekerasaan ini sering orang Muslim sendiri. Dengan kata lain, terlalu sering orang Islam membunuh orang Islam. Jadi orang-orang ini mau meninggalkan kekerasan Islam. Mereka menerima Isa Al-Masih, Raja Damainya. “Sebab seorang anak telah lahir untuk kita . . . dan namanya . . . Raja Damai” (Kitab Para Nabi, Yesaya 9:6). Nabi Isa dapat membawa damai ke hati Anda juga!
Jawaban Saya: Kafir Kristen pemuja Yesus mengatakan di antara seribu orang Islam yang diwawancarai, sebagian mengatakan kekerasan dalam Islam yang membuat mereka meninggalkan Islam. Adanya kepercayaan dalam agama Kristen yang membolehkan dusta jika dusta tersebut dimaksudkan untuk membuat kebenaran Tuhan semakin melimpah (Roma 3:7), membuat saya sulit untuk mempercayai perkataan mereka, apalagi mereka tidak menyertakan bukti. Kafir Kristen pemuja Yesus mengatakan Islam bukan agama damai dengan alasan karena terlalu sering orang Islam membunuh orang Islam.
Menilai agama Islam dengan melihat perilaku sebagian umatnya sangatlah tidak tepat. Agama Islam adalah sempurna, sementara umatnya tidak. Perbuatan seorang Muslim terhadap sesamanya tidak mungkin dapat dijadikan standar dalam menilai benar atau salah ajaran sebuah agama. Ini dapat dengan mudah dipahami, karena tidak semua penganut agama yang dapat menjalankan ajaran agamanya dengan baik. Seandainya dipaksakan, maka semua agama di dunia ini masuk dalam kategori agama yang salah, tak terkecuali agama Kristen itu sendiri. Jika ada dua orang Muslim saling bunuh, apakah itu cukup untuk mengatakan Islam bukan agama damai, sementara Islam sendiri melarang seorang Muslim membunuh saudaranya sendiri. Dalam sebuah hadits shahih Nabi Muhammad SAW bersabda; "Mencela orang muslim adalah kefasikan dan membunuhnya adalah kekufuran." (Shahih Bukhari: 5584). Bahkan dalam hadits shahih lainnya, Nabi Muhammad SAW menyatakan apabila ada dua orang Muslim saling bunuh maka kedua-duanya masuk neraka, sebagaimana sabda Nabi; "Jika dua orang muslim bertemu dengan menghunuskan pedangnya, maka si pembunuh dan yang dibunuh sama-sama di neraka." (Shahih Bukhari: 6367).
Islam telah melarang seorang Muslim membunuh saudaranya dengan alasan yang tidak dibenarkan. Maka jika ada seorang Muslim yang membunuh saudaranya, itu sepenuhnya kesalahan orangnya, bukan kesalahan agamanya. Kafir Kristen pemuja Yesus sering tidak utuh dalam melihat peperangan yang terjadi di Timur Tengah. Mereka hanya melihat yang berperang sama-sama shalat, kemudian mereka katakan sesama umat Islam saling bunuh. Mereka tidak tahu, kalau dalam Islam ada firqah-firqah sesat yang menganggap halal darahnya orang-orang Islam di luar golongannya. Firqah-firqah sesat seperti mereka itu tidak boleh diperangi, kecuali mereka memerangi kita terlebih dahulu.
Menjadi pemuja Yesus tidak menjamin membawa damai dalam hati seseorang. Jika dengan menjadi pemuja Yesus seseorang akan memperoleh damai, maka tidak akan ada yang namanya kolonialisme bangsa barat, perang salib, perang dunia I dan perang dunia II, perang Vietnam, perang Irak, perang Afghanistan, Genosida Srebrenica dan lain-lainnya. Mengapa demikian? Karena dalam setiap perang ternyata selalu melibatkan mereka yang menyebut diri sebagai orang Kristen. Bahkan pembunuhan-pembunuhan juga terjadi atas restu para Paus melalui inkuisisi. Jadi karena menjadi pemuja Yesus tidak menjamin memperoleh damai sejahtera, untuk apa menjadi seorang pemuja Yesus?
0 komentar:
Posting Komentar