Munculnya Hadits Palsu dan Cara Mengetahui Hadits Palsu atau Hadits Maudhu'
Pengertiannya: Kedustaan yang dibuat-buat kemudian disandarkan kepada Rasulullah.
Rasulullah Shallallahu alaihi wasalam telah mengisyaratkan bahwa akan ada nanti orang-orang yang membuat hadits palsu dengan sabdanya:
"Akan datang di akhir zaman nanti para dajjal dan pendusta, mereka mendatangimu dengan hadits-hadits yang belum pernah kamu dengar juga belum pernah di dengar oleh bapak-bapak kamu, maka berhati-hatilah kamu dari mereka, jangan sampai mereka menyesatkan kamu dan menimbulkan fitnah terhadapmu." (HR Muslim)
Pengertiannya: Kedustaan yang dibuat-buat kemudian disandarkan kepada Rasulullah.
Rasulullah Shallallahu alaihi wasalam telah mengisyaratkan bahwa akan ada nanti orang-orang yang membuat hadits palsu dengan sabdanya:
"Akan datang di akhir zaman nanti para dajjal dan pendusta, mereka mendatangimu dengan hadits-hadits yang belum pernah kamu dengar juga belum pernah di dengar oleh bapak-bapak kamu, maka berhati-hatilah kamu dari mereka, jangan sampai mereka menyesatkan kamu dan menimbulkan fitnah terhadapmu." (HR Muslim)
Rasulullah Shallallahu alaihi wasalam telah mengisyaratkan bahwa akan ada nanti orang-orang yang membuat hadits palsu dengan sabdanya:
"Akan datang di akhir zaman nanti para dajjal dan pendusta, mereka mendatangimu dengan hadits-hadits yang belum pernah kamu dengar juga belum pernah di dengar oleh bapak-bapak kamu, maka berhati-hatilah kamu dari mereka, jangan sampai mereka menyesatkan kamu dan menimbulkan fitnah terhadapmu." (HR Muslim)
Hikmah diciptakan lalat dalam sebuah hadits Rasulullah saw
Dari Abu Hurairah radiyallaahu ‘anhu, bahwa Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Apabila lalat masuk/terjatuh ke dalam minuman salah seorang di antara kalian, maka celupkanlah (lalat itu) kemudian buanglah, karena sesungguhnya pada salah satu sayapnya ada penyakit (racun) dan pada sayap yang lainnya ada penawarnya.” (HR. al-Bukhari).
Takhrij Hadits:
Hadits ini shahih, diriwayatkan oleh al-Bukhari (2/329), (4/71-72), ad-Darimi (2/99), Ibnu Majah (3505) dan Ahmad (2/398).
Penjelasan Hadits:
Hadits ini telah datang secara pasti dari Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam, dan sebagian orang zaman dahulu dan sekarang telah mempermasalahkan hadits ini karena ketidaktahuan mereka.
Imam al-Khathabi rahimahullah berkata, “Hadits ini telah diperbincangkan oleh orang-orang yang tidak memiliki bagian sama sekali dalam masalah ini, seraya mengatakan, ‘Bagaimana berkumpul antara obat dan penyakit dalam kedua sayap lalat? Dan bagaimana ia tahu hal itu dari dirinya sendiri?’ Ini adalah pertanyaan orang yang kurang ilmunya atau orang-orang yang pura-pura tidak tahu. Karena sesungguhnya dalam diri sebagian binatang terkumpul dua hal yang bertentangan, dan Allah Subhanahu waTa’ala telah mempersatukan keduanya dan memaksanya untuk bersatu, dan menjadikan hal itu sebagai kekuatan pada binatang tersebut. (Allah) yang memberikan insting (ilham) kepada lebah untuk membangun sarangnya yang unik tentunya mampu untuk memberikan ilham kepada lalat untuk mendahulukan satu sayap dan mengakhirkan sayap yang lain.”sampai di sini perkataan Imam al-Khathabi
Pada zaman ini mereka yang mempermasalahkan hadits ini berkata, “Sesungguhnya hadits ini bertentangan dengan pokok-pokok penelitian ilmiah, bahwa lalat adalah sebab utama penularan penyakit, maka bagaimana mungkin pada lalat ada obat (penawar)nya? Mereka lupa bahwa sebagian besar masalah ilmiah yang mereka jadikan dalil, tidak lain hanyalah teori-teori semata, betapa banyak teori yang menyebutkan tentang sesuatu dan menganggap bahwa hal itu benar pada hari ini, kemudian setelah berselang waktu baik lama maupun cepat ternyata hal itu salah. Maka bagaimana mungkin teori-teori itu menjadi timbangan untuk menghukumi benar dan tidaknya nash-nash wahyu tersebut? Dan bagaimana mungkin orang yang kurang ilmunya dapat menghukumi salah dan benar terhadap ilmu yang datang dari Allah Subhanahu waTa’alalewat lisan Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam?
0 komentar:
Posting Komentar